DUGAAN KORUPSI Komisaris BPRS Sumenep BPRS Sumenep Serahkan Diri ke Kejati

SUMENEP (Suara Karya): Komisaris Bank Perkreditan Rakyat Syari`ah (BPRS) Bhakti Sumekar Kabupaten Sumenep, Madura, Moh Toha, yang terlibat dugaan korupsi penyertaan modal senilai Rp 40 miliar, Jumat (14/9), menyerahkan diri kepada Kejati Jatim setelah sebelumnya akan dijemput paksa.
Sebab, tak satu pun materi yang dituduhkan menyentuh ranah tindak pidana korupsi seiring dengan lahirnya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Kapolri, Jaksa Agung dan Gubernur Bank Indonesia (BI). "Kami akan melawan semaksimal mungkin selama dibenarkan oleh KUHAP termasuk penangguhan penahanan dan akan mempraperadilankan," kata Deddy menanggapi upaya jemput paksa yang dilakukan tim penyidik.
Ia mengatakan, kasus BPRS murni persoalan perdata bukan tindak pidana seperti yang dituduhkan jaksa.
"Kita pastikan akan melakukan pembelaan standar demi hukum, karena tidak ada indikasi dan belum saatnya diangkat dalam tindak pidana korupsi. Jaksa dan polisi harus tahu otoritas perbankan itu sendiri," katanya menjelaskan.
Direktur BPRS Sanosi Anwar, mengaku tidak ada masalah dengan BPRS, Sebab, BI juga menyatakan bahwa Abd Syukur selaku Direktur dan Moh Toha selaku Komisaris tidak terlibat tindakan kesalahan dalam perbankan. "Sirkulasi keuangan BPRS dinyatakan tidak ada masalah oleh BI bahkan BPK juga menyatakan hal yang sama,"katanya menjelaskan. Ia mengatakan, penyertaan modal milik pemerintah kabupaten sebesar Rp 40 miliar juga tidak ada masalah.
Sementara itu Koordinator Tim Kejati Jatim, Samsul Arifin bersama timnya enggan berkomentar soal penangkapan paksa terhadap Direktur BPRS Abd Syukur dan Komisaris Moh Toha yang telah menyerahkan diri.
"Saya hanya melaksanakan perintah pimpinan. Silakan tanya ke atasan saya," kata Samsul.