RDM FM 99,9. Radio Musik & Informasi Madura Radio Dangdut Madura (RDM FM99,9 MHz) Sumenep, Jawa Timur, Indonesia RDMFM (Radio Dangdut Madura, FM 99,9 adalah Radio Promosi dan Informasi Madura. "Madura untuk Indonesia".

Sabtu, 30 Mei 2009

DUNIA JURNALISTIK PENYIARAN

Oleh : Davit Purwodesrantau, SHut*

I. Pendahuluan

Perkembangan teknologi telekomunikasi telah melahirkan masyarakat informasi yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui serta hak untuk mendapatkan informasi. Informasi telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dan telah menjadi komoditas penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dampak yang diakibatkan dari perkembangan teknologi informasi tersebut sangat dirasakan dalam dunia penyiaran (broadcast), termasuk penyiaran di Indonesia. Perkembangan ini terlihat nyata dengan banyaknya lembaga penyiaran yang ada dewasa ini.

Penyiaran pada hakikatnya adalah satu keterampilan dasar manusia ketika berada pada posisi tidak mampu untuk menciptakan dan menggunakan pesan secara efektif untuk berkomunikasi. Penyiaran dalam hal ini adalah alat untuk mendongkrak kapasitas dan efektivitas komunikasi massa. (Muhamad Mufid, 2007). Sementara Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran menyebutkan bahwa Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Dengan demikian penyiaran merupakan ranah publik yang harus dipergunakan dan dimanfaatkan dengan bijaksana untuk kepentingan masyarakat luas.

Jurnalistik sendiri menurut Kris Budiman adalah kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan samapi penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Namun saat ini pengertian sempit tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak saja tetapi meluas menjadi media elektronik seperti radio dan televisi. Sementara Askurifai Baksin mengatakan Jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebar luasan informasi berupa berita, feature, dan opini melalui media massa. Berdasarkan media penyalurannya jurnalistik dibagi menjadi jurnalistik cetak (print journalism) dan jurnalistik elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism). Menurut Wikipedia Indonesia Jurnalisme adalah bidang disiplin dalam mengumpulkan, memastikan, melaporkan, dan menganalisis informasi yang dikumpulkan mengenai kejadian sekarang, termasuk tren, masalah, dan tokoh. Dari berbagai pengertian ini jelas sekali bahwa jurnalistik atau jurnalisme merupakan suatu kegiatan pengumpulan dan pengolahan informasi yang tertata dengan rapi sehingga menghasilkan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh penggunanya (pembaca dan atau pemirsa). Sehingga hubungan antara jurnalistik dan penyiaran sangat erat dalam menyampaikan pesan/informasi kepada khalayak ramai.

Pesatnya kemajuan media informasi cukup memberikan kemajuan yang nyata (significant). Media cetak maupun media elektronik saling melakukan persaingan terutama kecepatan sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa para jurnalis (wartawan) ditutut kreatifitasnya dalam penyampaian informasi.

II. Media Penyiaran

Dalam teori media dan masyarakat massa (Barran dan Davis, 2000:48) dikatakan bahwa media memiliki sejumlah asumsi untuk membentuk masyarakat, yakni :

1. Media massa (tak terkecuali penyiaran) memiliki efek yang berbahaya sekaligus menular bagi masyarakat. Untuk meminimalisir efek ini di Eropa pada masa 1920-an, penyiaran dikendalikan oleh pemerintah, walaupun ternyata kebijakan ini justru berdampak buruk di Jerman penyiaran digunakan untuk propaganda Nazi.

2. Media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pola pikir rata-rata pemirsanya. Bahkan pada asumsi berikutnya dalam teori ini dikatakan bahwa ketika pola pikir seseorang sudah terpengaruhi oleh media, maka semakin lama pengaruh tersebut semakin besar.

3. Rata-rata orang yang terpengaruh oleh media, dikarenakan ia mengalami keterputusan dengan institusi sosial yang sebelumnya justru melindungi dari efek negatif media. Relevan dengan hal tersebut, Jhon Dewey, seorang pemikir pendidikan, misalnya pernah berkata bahwa efek negatif media dapat disaring melalui pendidikan.

Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari :

1. Skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)

2. Kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan tahun/abad) dampak itu terjadi.

Harold Laswell (1948) mengemukakan model sederhana yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu :

1. Siapa (who)

2. Pesannya apa (says what)

3. Saluran/sarana yang digunakan (in what channel)

4. Kepada siapa (to whom)

5. Apa dampaknya (with what effect)

Model ini merupakan garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi.

Di Indonesia sendiri perkembangan dunia penyiaran sudah mulai dirasakan pada saat kemerdekaan. Radio sudah memegang peranan penting sejak negara kita tercinta ini baru berdiri. Radio digunakan secara luas di bidang pendidikan, terutama pendidikan politik, seperti mempersiapkan para calon pemilih untuk pemilu yang pertama pada tahun 1955.

Penyiaran merupakan wahana komunikasi massa dasar telah terbukti efektivitasnya. Tanpa media komunikasi dasar, manusia tidak mungkin mendistribusikan satu pesan ke banyak penerima secara menyeluruh.

Media memperluas komunikasi manusia dalam hal:

1. Produksi dan distribusi pesan;

2. Menerima, menyimpan dan menggunakan kembali informasi;

Setelah ditemukannya televisi, perkembangan dunia penyiaran semakin pesat. Ibarat kotak ajaib, televisi membius seluruh masyarakat yang ada di belahan bumi ini. Jika sebelumnya informasi hanya dapat didengar melalui radio dan dilihar serta dibaca melalui media cetak, dengan televisi masyarakat dapat menerima informasi secara audio visual.

III. Proses Penyiaran dan Broadcast Content

Pada prinsipnya proses penyiaran sama dengan proses komunikasi. Proses komunikasi terjadi sejak ide itu diciptakan sampai dengan ide tersebut disebarluaskan. Langkah-langkahnya meliputi penggagas ide dalam hal ini komunikator, ide tersebut kemudian diolah menjadi sebuah bentuk pesan yang dapat diterima dengan baik melalui saluran dan atau sarana komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu terjangkau khalayak luas (komunikan).

Ada 3 (tiga) unsur penyiaran dapat terjadi (trilogy penyiaran), yakni :

1. Studio

2. Transmitter (pemancar)

3. Receiver (pesawat penerima)

Perpaduan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima baik radio dan televisi.

Output penyelenggaraan penyiaran adalah siaran. Siaran merupakan hasil kerja bersama suatu tim (kolektif) yang memerlukan dana besar, banyak tenaga kreatif dan professional, serta sarana elektris canggih yang harganya relatif mahal. Oleh karena itu produksi siaran sebenarnya merupakan produksi massal yang memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, hiburan dan pendidikan kepada sebagaian besar khalayaknya, dengan biaya yang cukup besar.

Para penyelenggara siaran harus memperhatikan keberlangsungan siaran yakni menjaga stabilisasi siaran dengan kemampuan mempertahankan jumlah pendengar atau pemirsa terhadap suatu program tertentu, serta menghasilkan siaran yang berkualitas, baik dan benar.

ü Siaran berkualitas adalah siaran yang kualitas audio dan atau visualnya prima;

ü Siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya baik audio dan visualnya bersifat informatif, edukatif, persuasif, akumulatif, komunikatif dan stimulatif;

ü Siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi.

Isi siaran (broadcast contents) merupakan nyawa atau roh dalam penyiaran. Dengan racikan yang baik pastinya isi siaran akan disenangi oleh khalayak, namun sebaliknya bila dikemas dengan tidak baik maka khalayak akan mengabaikan siaran tersebut.

Saat ini di semua penyelenggara penyiaran lebih menyenangi program siaran yang bentuknya hiburan kepada masyarakat, seperti film, sinetron, infotainment, musik dan lain sebagainya. Ini dikarenakan pasar (masyarakat) haus akan hiburan. Namun apa yang terjadi? Semakin banyak acara hiburan, masyarakat semakin jenuh untuk menontonnya. Bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat sekarang lebih menyenangi acara olah raga dan berita yang sebelumnya sudah mereka “abaikan”. Banyaknya acara hiburan membuat para jurnalis seakan-akan diabaikan. Namun kita salut dengan para jurnalis yang masih tetap eksist memburu informasi dan berusaha mengemasnya sedemikian rupa sehingga masyarakat tetap tertarik untuk menyaksikan dan mendengarkan berita.

Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran pasal 5 (i) menyebutkan bahwa penyelenggara penyiaran harus memberikan informasi yang benar, seimbang dan bertanggungjawab, ini tentunya sangat terkait dengan kegiatan jurnalistik. Isi siaran wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia (pasal 36 ayat 1). Dalam hal inilah jurnalistik memegang peranan penting dalam penyiaran.

Jika kita dengar dan saksikan sekarang ini sangat minim isi siaran yang mengandung edukasi (pendidikan), agama dan budaya. Isi siaran lebih banyak mengarah kepada hiburan. Inilah saatnya bagi para penyelenggara penyiaran dan juga para jurnalis untuk membangkitkan kembali isi siaran yang mendidik, dan membentuk jati diri bangsa, sesuai dengan tujuan jurnalistik sebagai pemberi informasi yang mendidik para penikmatnya.

IV. Penutup

Perkembangan jurnalistik tentunya akan berkembang dengan pesat kelak dikemudian hari. Keinginan masyarakat untuk memperoleh informasi menuntut para pelaku utama jurnalistik semakin bekerja lebih keras. Jurnalistik elektronik sendiri memiliki ke-khas-an yang tentunya harus dimanfaatkan secara optimal. Keunggulan seperti lebih cepat diterima karena berbentuk audio, audio dan visual harus dikembangkan dan dikemas sedemikan rupa sehingga memberikan kesan yang menarik dan enak untuk dinikmati oleh para pemirsa.




*Koordinator Bidang Struktur Sistem Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kalimantan Tengah

Tidak ada komentar:

Profile Reporter

Foto saya
Sumenep, Jawa Timur, Indonesia
JuRnAlIs yAnG SuKa NuLiS pUiSi

Ferry Arbania (Jurnalist Sumenep)

==========
jbdksj5.gif

FERRY ARBANIA TWITTER

SENAM MASSAL NADA FM

SENAM MASSAL NADA FM
TAMAN ADIPURA SUMENEP

Ferry Arbania Dan kawan2 SS FM 100 Surabaya, Sehabis Kunjungan KE Radio Rasika FM Semarang

Ferry Arbania Dan kawan2 SS FM 100 Surabaya, Sehabis Kunjungan KE Radio Rasika FM Semarang
Lokasi Alun2 Kota Semarang 2009

Suramadu

Jembatan Suramadu Jelang Diresmikan--Susana malam hari di Jembatan Suramadu yang membentang di Selat Madura telah dipenuhi cahaya lampu saat diambil gambarnya dari Pantai Tambbakwedi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/6). Jembatan penghubung Pulau Jawa dan Pulau Madura dengan panjang total 5.438 meter tersebut akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari ini.